Problematika Yuridis dan Konsep Rekonstruksi terhadap Inkonsistensi Norma Undang-Undang Pornografi
Abstract
Eksistensi penjelasan Pasal 4 dan Pasal 6 Undang-Undang Pornografi menyebabkan problem yuridis, karena terdapat inkonsistensi norma di dalamnya, serta menyebabkan tumpang-tindih aturan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, sehingga pengaturan tersebut mencerminkan sikap tidak sungguh-sungguh dalam memberantas pornografi. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk melakukan tinjauan yuridis terhadap UU Pornografi dan melakukan rekonstruksi materi muatan Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 UU Pornografi. Metode penelitian menggunakan yuridis normatif, dengan pendekatan perundang-undangan dan konseptual, kemudian dianalisis secara kualitatif. Problem yuridis tersebut apabila tetap berlaku akan menimbulkan permasalahan perundang-undangan dalam penerapannya saat ini dan di masa yang akan datang, karena pornografi dapat menjadi pemicu atau menjadi faktor kriminogen kejahatan seksual lainnya. Kondisi tersebut harus segera ditanggulangi dengan berpegang pada falsafah Pancasila dengan nilai-nilai yang terkandung agar menciptakan undang-undang pornografi yang sesuai dengan falsafah Indonesia.
Abstract
Existence of Article 4 and Article 6 of the law causes the legal problem because there is an inconsistency of norms therein, and there is a degree of interpiersion with other laws, so that the chapter reflects an earnest attitude in combating pornography. The purpose of this research is to conduct a juridical review of the Law concerning Pornography and reconstruct the content of Article 4 paragraph (1) and Article 6 of the Law. The research method used in this writing is normative juridical research with a statutory and conceptual approach, then analyzed qualitatively. The legal problem is that it is left to be a big problem, because pornography can be a trigger or a factor of other sexual crimes. The condition must be immediately addressed by adhering to the values contained in idea of Pancasila to create the laws of pornography in accordance with Indonesian philosophy.
Keyword: Pancasila; Penal Law Reform; Pornography.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aida, Ridha. “Liberalisme Dan Komunitarianisme: Konsep Tentang Individu Dan Komunitas.” Jurnal Demokrasi 4, No. 2 (2005): 95–106. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jd/article/view/1063.
Alfiyah, Nur, and Syaipul Bukhori. “Dalam Kepungan Pornografi.” Majalah Tempo, 2018. https://majalah.tempo.co/read/kesehatan/155992/dalam-kepungan-pornografi.
Arief, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana: Perkembangan Penyusunan Konsep KUHP Baru. 2nd ed. Jakarta: Kencana, 2011.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. “Tanpa Judul.” Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2015. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/asal-kata-mengunduh-dan-mengunggah.
Batubara, Herianto. “Begini Awal Mula Kasus Incest Yang Bikin Geger Di Lampung Bisa Terkuak.” detiknews, 2019. https://news.detik.com/berita/d-4443823/begini-awal-mula-kasus-incest-yang-bikin-geger-di-lampung-bisa-terkuak.
Bunga, Dewi. “Penanggulangan Pornografi Dalam Mewujudkan Manusia Pancasila.” Jurnal Konstitusi 8, No. 4 (2011): 453–478. https://doi.org/https://doi.org/10.31078/jk%25x.
Christianto, Hwian. “Eksistensi Hak Atas Materi Pornografi Berdasarkan Norma Kesusilaan.” Veritas et Justitia 1, No. 1 (2015): 61–90. https://doi.org/10.25123/vej.1417.
Fajrin, Yaris Adhial, and Ach. Faisol Triwijaya. “Arah Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia Di Tengah Pluralisme Hukum Indonesia.” Ekspose: Jurnal Penelitian Hukum Dan Pendidikan 18, No. 1 (2019): 734–740. https://doi.org/10.30863/ekspose.v18i1.361.
Fajrin, Yaris Adhial, and Ach Faisol Triwiwijaya. “Pencegahan Korupsi Pasca Putusan MK Nomor 71 / PUU / XIV / 2016 Melalui Pendekatan Kebijakan.” HUMANI (Hukum Dan Masyarakat Madani) 9, No. 1 (2019): 30–56. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.26623/humani.v9i1.1443.
Fatoni, Syamsul. “Fungsionalisasi Nilai Islam Dan Local Wisdom Dalam Pembaruan Hukum Pidana.” Justicia Islamica 16, No. 1 (2019): 21–40. https://doi.org/10.21154/JUSTICIA.V16I1.1598.
Hamdani, Basrir. “Realisme Moral Dalam Pandangan Ṭabāṭabā’ī: Respons Terhadap Natuaralisme, Emotivisme, Dan Anti-Realisme Moral.” Ilmu Ushuluddin 7, No. 1 (2020): 19–36. https://doi.org/https://doi.org/10.15408/iu.v7i1.14760.
Hukumonline.com. “Pentingnya RUU Kekerasan Seksual Untuk Segera Disahkan.” Hukumonline.com, 2019. https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d6523dd05346/pentingnya-ruu-kekerasan-seksual-untuk-segera-disahkan?page=all.
Kaelan. “Kesatuan Sila-Sila Pancasila.” Jurnal Filsafat 1, No. 1 (1996): 42–52. https://doi.org/10.22146/jf.31640.
———. Negara Kebangsaan Pancasila: Kebangsaan Multikultural Bhineka Tunggal Ika. Yogyakarta: Paradigma, 2018.
Kementerian Informasi dan Informatika Republik Indonesia. “Kominfo Blokir 1 Juta Lebih Situs Pornografi.”
Kementerian Informasi dan Informatika Republik Indonesia, 2020. https://kominfo.go.id/content/detail/24184/kominfo-blokir-1-juta-lebih-situs-pornografi/0/sorotan_media.
Kristanti, Inez, and Elizabeth Kristi Poerwandari. “Premarital Sexual Compliance among Urban Indonesian Women: A Descriptive Study.” Psychological Research on Urban Society 1, No. 1 (2018): 26. https://doi.org/10.7454/proust.v1i1.8.
Lubis, Rafiqoh. “Pornografi Dalam Perspektif Perlindungan Terhadap Perempuan.” CITRA JUSTICIA : Majalah Hukum Dan Dinamika Kemasyarakatan 20, No. 2 (2020): 67–81. https://doi.org/http://jurnal.una.ac.id/index.php/cj/article/view/967.
Masmuri, and Syamsul Kurniawan. “Penyimpangan Seksual: Sebuah Interpretasi Teologi, Psikologi Dan Pendidikan Islam.” Raheema: Jurnal Studi Gender Dan Anak 3, No. 1 (2016): 100–112. http://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/raheema/article/view/584.
Michael, Tomy. “Rekonsepsi Frasa ‘Mengesankan Ketelanjangan’ Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi: Kajian Filsafat Hukum Sederhana.” DIH: Jurnal Ilmu Hukum 10, No. 20 (2014): 94–101. https://doi.org/https://doi.org/10.30996/dih.v10i20.362.
Mustika, I Made Adhy. “Uu No. 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi Ditinjau Dari Perspektif Politik Hukum.” Udayana Master Law Journal 5, No. 3 (2016): 459–466.
Nainggolan, Lukman Hakim. “Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual Terhadap Anak Di Bawah Umur.” Jurnal Equality 13, No. 1 (2008): 73–81. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/18417/equ-feb2008-13 %282%29.pdf?sequence=1&isAllowed=y.
Pikiran-Rakyat.com. “Orangtua Korban Terlibat Pembuatan Video Asusila Wanita Dewasa Dan Anak-Anak.” Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), 2018. https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01291958/orangtua-korban-terlibat-pembuatan-video-asusila-wanita-dewasa-dan-anak-anak?page=2.
Prameswari, Zendy Wulan Ayu Widhi. “Ratifikasi Konvensi Tentang Hak-Hak Anak Dalam Sistem Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia.” Yuridika 32, No. 1 (2017): 167–188. https://doi.org/10.20473/ydk.v32i1.4842.
Probosiwi, Ratih, and Daud Bahransyaf. “Pedofilia Dan Kekerasan Seksual: Masalah Dan Perlindungan Terhadap Anak.” Sosio Informa 01, No. 01 (2015): 29–40. https://doi.org/https://doi.org/10.33007/inf.v1i1.88.
Rahardjo, Satjipto. “HAM Dan Masyarakatnya.” In Hak Asasi Manusia: Hakekat, Konsep Dan Implikasinya Dalam Perspektif Hukum Dan Masyarakat, edited by Muladi, 3rd ed., 217–26. Bandung: Refika Aditama, 2009.
Rahmayani, Nurul. “Urgensi Rekonstruksi Ketentuan Pasal 284 Kuhp Berbasis Nilai-Nilai Pancasila.” Menara Ilmu 10, No. 70 (2016): 106–118. https://doi.org/https://doi.org/10.33559/mi.v10i60-65.99.
Republika.co.id. “KPAI: Kejahatan Seksual Berawal Dari Nonton Porno.” Republika.co.id, 2017. https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/11/07/oz0vok377-kpai-kejahatan-seksual-berawal-dari-nonton-porno.
Rihardi, Satrio Ageng. “Perlindungan Hukum Terhadap Hak-Hak Anak Perempuan Sebagai Korban Eksploitasi Seksual.” Literasi Hukum 2, No. 1 (2018): 61–72. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.31002/lh.v2i1.
Santoso, Topo. “Pornografi Dan Hukum Pidana.” Hukum Dan Pembangunan 26, No. 6 (1996): 513–522. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21143/jhp.vol26.no6.1080.
Santoso, Topo, and Eva Achjani Zulfa. Kriminologi. Jakarta: Rajawali Pers, 2012.
Sinaga, Erinda, Mukhlis R., and Erdiansyah. “Tinjauan Pertanggungjawaban Pelaku Tindak Pidana Pornografi Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 Tentang Pornografi.” Fiat Justisia Jurnal Ilmu Hukum 8, No. 4 (2014): 695–706. https://doi.org/https://doi.org/10.25041/fiatjustisia.v8no4.317.
Soekanto, Soerjono. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011.
Sudrajat, Ajat. “Pornografi Dalam Perspektif Sejarah.” Humanika 6, No. 1 (2006): 1–14. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/hum.v6i1.3806.
Supanto. “Pelecehan Seksual Sebagai Kekerasan Gender: Antisipasi Hukum Pidana.” Mimbar: Jurnal Sosial Dan Pembangunan 20, No. 3 (2004): 288–310. https://doi.org/https://doi.org/10.29313/mimbar.v20i3.371.
Tamanaha, Brian Z. “Law and Society.” In A Companion to Philosophy of Law and Legal Theory, edited by Dennis M. Patterson, 2nd ed. Chichester, West Sussex; Malden, MA: Blackwell Publishing, 2010.
Tim CNN Indonesia. “Polisi Tangkap Begal Payudara Di Pondok Ungu Permai Bekasi.” CNN Indonesia, 2020. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200120133403-12-466950/polisi-tangkap-begal-payudara-di-pondok-
ungu-permai-bekasi.
Triputra, Yuli Asmara. “Implementasi Nilai-Nilai HAM Global Ke Dalam Sistem Hukum Indonesia Yang Berlandaskan Pancasila.” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 24, No. 2 (2017): 279–300. https://doi.org/10.20885/iustum.vol24.iss2.art6.
DOI: http://dx.doi.org/10.25072/jwy.v4i2.367
Article Metrics
Abstract view : 576 timesPDF - 200 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Yaris Adhial Fajrin, Ach. Faisol Triwijaya

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Wawasan Yuridika is Indexed on :






Jurnal Wawasan Yuridika (ISSN Online: 2549-0753 |ISSN Print:2549-0664) is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License